Pemindahan Ibu Kota Semakin Matang, Butuh Dana Rp 466 Triliun
Pemindahan Ibu Kota Semakin Matang, Butuh Dana Rp 466 Triliun
Pemerintah berencana menindaklanjuti rencana pemindahan ibu kota. Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro membeberkan estimasi biaya yang dikeluarkan untuk memindahkan ibu kota negara yakni Rp 466 Triliun.
"Estimasi besarnya pembiayaan di mana skenario satu diperkirakan akan membutuhkan biaya Rp 466 triliun atau 33 miliar dolar AS," kata Bambang di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/4).
Bambang kemudian memberikan alternatif pembiayaan lain yang lebih kecil. Ia mengatakan untuk merealisasi rencana ini, pemerintah akan melibatkan sektor swasta dalam proses pemindahan ibu kota RI.
"Skenario dua lebih kecil karena kotanya lebih kecil yaitu Rp 323 triliun atau USD 23 miliar. Di mana porsi pemerintah misalkan skenario satu itu Rp 250-an triliun lebih dan swasta hampir sama yaitu sekitar Rp 215 triliun. Demikian juga untuk skenario dua pemerintah sedikit lebih besar dari pada swasta," jelas Bambang.
Bambang lalu memberi contoh sejumlah negara lain yang telah memindahkan pusat pemerintahannya. Beberapa di antaranya yakni Malaysia, Brazil, hingga Korea Selatan.
"Ini beberapa best practice dari pemindahan ibu kota yang pernah dilakukan yang paling dekat. Contohnya dengan kita mungkin Korea, Sejong karena proses jangka panjang belum selesai masih bertahap pindah yang kami tahu beberapa kementerian sudah di Sejong tapi sebagian besar masih di Seoul," jelas Bambang.
Bambang menjelaskan, alasan ibu kota perlu dipindah yakni untuk mengurangi beban DKI Jakarta yang saat ini merupakan pusat pemerintahan sekaligus pusat perekonomian dan bisnis. Ia mengusulkan pembentukan badan otorita yang mengurus terkait dana investasi pemindahan ibu kota.
"Kami mengusulkan badan otorita uang bertanggungjawab langsung kepada presiden di mana nanti badan ini mengelola dana investasi pembangunan kota baru serta melakukan kerja sama baik dengan BUMN mau pun swasta, mengelola aset investasi dan menyalurkan aset kepada pemerintah untuk pihak ketiga serta mengelola proses pengalihan aset pemerintah di Jakarta untuk membiayai investasi pemindahan kota baru," kata Bambang.
Bambang menyebut selain mengurus pendanaan, badan otorita juga bertugas melakukan persiapan pembangunan wilayah tersebut mulai dari perencanaan pola tata ruang hingga pembangunan fasilitas umum dan fasilitas khusus pemerintah.
"Badan otorita ini juga harus melakukan persiapan dan pembangunan dari menyusun struktur, pola tata ruang, membangun infrastrukturnya dan membangun fasilitas pemerintahan dan pembangunan sarana prasarana gedung dan fasilitas lainnya dan tentunya badan otorita ini perlu ada dewan pengawasnya," kata Bambang.
Quote:
Jokowi Putuskan Ibu Kota Dipindah ke Luar Jawa
Presiden Joko Widodo memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota ke luar pulau Jawa. Hal itu diputuskan Jokowi dalam rapat terbatas terkait pemindahan Ibu Kota di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/4/2019).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, awalnya dalam rapat itu ada tiga alternatif yang ditawarkan ke Jokowi.
Pertama, Ibu Kota tetap di Jakarta tetapi daerah seputaran Istana dan Monas dibuat khusus untuk kantor-kantor pemerintahan, kementerian, dan lembaga. Sehingga seluruh kawasan pemerintahan berada di satu tempat dan itu menciptakan efisiensi di dalam tugas koordinasi pemerintah.
Alternatif kedua, pusat pemerintahan pindah ke luar Jakarta, tetapi masih dalam radius sekitar 50-70 km dari Jakarta.
Alternatif ketiga adalah memindahkan Ibu Kota ke luar pulau Jawa, khususnya mengarah kepada kawasan timur Indonesia.
"Dalam rapat tadi diputuskan, Presiden memilih alternatif ketiga, yaitu memindahkan Ibu Kota ke luar Jawa. Ini barangkali salah satu putusan penting yang dilahirkan hari ini," kata Bambang.
Menurut Bambang, keputusan Jokowi itu diambil dengan mempertimbangkan agar Indonesia tidak Jawa sentris. Diharapkan nantinya pertumbuhan ekonomi bisa merata di setiap wilayah.
Kendati demikian, pemerintah belum memutuskan daerah mana yang akan dipilih menjadi Ibu Kota baru. Bambang mengatakan, untuk memutuskan lokasi ini masih dibutuhkan pembahasan yang panjang.
"Dan tentunya akan dilanjutkan dengan ratas berikutnya yang akan bicara lebih teknis, bicara design, dan bicara mengenai masterplan dari kota itu sendiri," kata dia.
SUMBER GAN:
Kompas
0 Response to "Pemindahan Ibu Kota Semakin Matang, Butuh Dana Rp 466 Triliun"
Posting Komentar