Filosofi Angsa: Belajar Kebersamaan dan Cinta Sejati dari Angsa
Filosofi Angsa Belajar Kebersamaan dan Cinta Sejati dari Burung Angsa Terbaru 2014
Thefilosofi.blogspot.com - Angsa adalah burung air berukuran besar dari genus Cygnus famili Anatidae. Bebek dan Angsa berleher pendek juga terdapat di famili Anatidae.
Tak seperti elang, angsa hidup berkawan. Mandi bersama, tidur bersama, dan mencari makan bersama. Dalam dunia sosiologis mereka lebih mencirikan diri sebagai masyarakat kolektif. Tetapi mereka tidak menyebut diri seperti itu. Apapun istilah yang ingin dilekatkan oleh para ilmuwan, silahkan saja, yang penting kami selalu bersama. Kira-kira begitulah sikap politik mereka.
Ini adalah isyarat alam yang dasyat. Kita tidak pernah menyadari keberadaannya karena semua berlalu secara alami. Padahal angsa mengajarkan kita banyak hal tentang arti tata tertib, kekompakan dan pertemanan.
Pelajaran pertama, di musim dingin, mereka bermigrasi ke Selatan, dan dimusim panas mereka kembali ke asalnya di Utara. Lalu lihatlah formasi yang mereka bentuk disaat terbang bermigrasi itu. Mereka membentuk formasi huruf V. Bukan tanpaalasan, karena para fisikawan mencatat bahwa tingkat resistensi terhadap angin akan lebih rendah, dalam formasi seperti itu, dibandingkan dengan terbang sendiri. Ini jauh lebih bermanfaat bagi mereka guna memacu kecepatan.
Pelajaran kedua, bila ada anggota yang sakit, atau sayapnya kelelahan, lalu terlempar dari formasi, maka akan ada angsa yang lain yang datang mengapit untuk tetap terbang dalam formasi huruf V kecil yang baru. Dukungan sosial ini begitu penting, dalam menjaga kekompakan dan keberlangsungan hidup, agar yang lemah bisa tetap terbang dan tidak terjatuh sendirian. Berangkat bersama, terbang bersama, hingga sampai ditujuan juga bersama-sama. Seakan begitu filosofi mereka. Terbang sendirian bukan hanya soal keamanan, tetapi juga soal efektivitas kecepatan dan kepakan sayap.
Pelajaran ketiga, dan terpenting, setiap angsa saling bergantian mengambil alih komando. Bila si A kelelahan, maka si B dengan spontan menggantikannya. Tidak ada ketamakan untuk terus menjadi komandan, Juga tidak ada keinginan untuk mengkudeta kekuasaan. Semua bertindak menjadi imam yang baik dan makmum yang juga baik. Beginilah harusnya kerja sebuah tim dalam membawa misi kesuksesan. Apapun itu.
Jauh lebih penting, alih komando itu tidak hanya diantara angsa-angsa jantan saja, tetapi angsa betina juga mendapat tempat dan kesempatan. Tak ada istilah angsa jantan mesti di depan, dan angsa betina mengawal di belakang. Tetapi mereka terbang bersama, berbagi tugas, berbagi ruang serta peluang sama rata untuk menuju danau-danau bercuaca hangat. Luar biasa!
☆.¸¸.•´¯`♥☆.¸¸.•´¯`♥☆.¸¸.•´¯`♥
•´¯`♥ Alangkah indahnya bila hidup kita -- orang-orang kolektivistik-- bisa mencontoh kehidupan angsa -- yang juga kolektivistik.•´¯`♥ Sayangnya, kita lebih senang menerapkan gaya hidup individualistik. Seperti kepiting, hidup penuh persaingan dan saling menjatuhkan. Padahal semua memiliki kesamaan cita-cita yaitu kabur dari keranjang. Si empunya tidak pernah khawatirakan kaburnya kepiting itu satu demi satu karena mentalitasnya memang mentalitas individualistik. Kepiting tidak punya kecerdasan sosial yang mumpuni, mereka tidak mampu bekerjasama. Maksud hati mau kabur dari keranjang tapi terjebak pada egoisme individual dimana lebih senang menguasai dan menginjak orang lain.
•´¯`♥ Egoisme dan saling injak ini berakibat buruk pada kinerja kolektif, karena pada akhirnya tidak seorangpun bisa keluar secara selamat dari keranjang. (Sumber: http://ide-inspirasi-nasihat.blogspot.com)
Makna Filosofi Formasi Huruf V Saat Angsa Terbang:
Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah tentang mengapa rombongan burung angsa tersebut terbang dengan formasi "V" dan pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa tersebut.
Fakta:
Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan "daya dukung" bagi burung yang terbang tepat di belakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah payah untuk menembus “dinding udara” di depannya. Dengan terbang dalam formasi "V", seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh daripada kalau setiap burung terbang sendirian.
Pelajaran:
Orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam komunitas mereka dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain.
Fakta:
Kalau seekor burung angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan burung di depannya.
Pelajaran:
Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor burung angsa, kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan. Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama.
Fakta:
Ketika burung angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan burung angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.
Pelajaran:
Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Seperti halnya burung angsa, manusia saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas dan memiliki keunikan dalam karunia, talenta atau sumber daya lainnya.
Fakta:
Burung-burung angsa yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang untuk memberikan semangat kepada burung angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.
Pelajaran:
Kita harus memastikan bahwa suara kita akan memberikan kekuatan. Dalam kelompok yang saling menguatkan, hasil yang dicapai menjadi lebih besar. Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu hati atau nilai-nilai utama dan saling menguatkan) adalah kualitas suara yang kita cari. Kita harus memastikan bahwa suara kita akan menguatkan dan bukan melemahkan.
Fakta:
Ketika seekor burung angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua burung angsa yang lain akan ikut keluar dari formasi bersama burung angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka akan tinggal dengan burung angsa yang jatuh itu sampai ia mati atau dapat terbang lagi. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.
Pelajaran:
Kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor burung angsa, kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka, sama seperti ketika segalanya baik.
Jadi apa keuntungan yang kita dapat dari perdebatan tak berujung karena perbedaan? Bukankah lebih baik kita bahu membahu saling mengisi kekurangan kita? Mencari solusi terbaik bersama-sama disaat kita berbeda pandangan? Ingatlah kawan, bangsa ini bukan hanya milik kita tapi milik penerus & keturunan kita juga. Akankah kita mewariskan bangsa ini pada penerus kita bangsa yang carut marut tanpa arti? Jawabannya ada pada sahabat sekalian.
"Burung angsa pun bisa melakukannya, bagaimana dengan kita, sahabat?" (Sumber: http://carakata.blogspot.com)
Tahukah anda selain gambar burung merpati dan gambar dua cincin bertautan ada gambar lain yang digunakan sebagai lambang pernikahan. Yaitu gambar angsa yang saling berhadap-hadapan dengan leher membentuk lambang cinta. Gambar ini sering kita jumpai dalam desain undangan pernikahan, dekorasi pelaminan, bahkan dalam bentuk patung untuk desain interior.
Pertanyaannya, mengapa burung angsa digunakan sebagai lambang cinta sejati? Alasan burung angsa digunakan sebagai lambang cinta sejati meskipun burung ini tidak sepopuler burung merpati karena ia termasuk hewan monogami.
Burung angsa hanya mencintai pasangannya, ia bereproduksi untuk menghasilkan keturunan hanya dengan pasangannya. Seperti gambar diatas menunjukan sebuah romantisme burung angsa dengan pasangannya, indah bukan klo burung angsa dijadikan obyek percontohan cinta sejati.
Sekian update informasi kali ini seputar Belajar dari Filosofi Angsa. Semoga bisa menjadi renungan, motivasi dan inspirasi bagi kita semua. Salam.
0 Response to "Filosofi Angsa: Belajar Kebersamaan dan Cinta Sejati dari Angsa"
Posting Komentar